Senin, 16 Februari 2015

andai saja kau mengerti perasaan ku









Siang  ini aku tidak pulang dari tempat pkl ku, ya seperti biasa nya aku slalu di kantor dari pagi sampai jam 4 sore. Bagi teman-teman ku yang satu kantor, mereka lebih memilih untuk pulang, ya karena rumah mereka juga dekat dari kantor. Nama ku dicky, umur ku 16 tahun. Aku sekarang kelas 2 smk di smk ykpp, salah satu sekolah swasta yang ada dibontang. Meskipun tidak terfavorit atau terkenal, aku bangga sekolah disitu karena ilmu yang kita dapatkan sangat banyak dari guru-guru yang berpengalaman. Sekolah terfavorit pun fasilitas nya kalah jauh dengan sekolahku pembayarannya pun tidak begitu mahal, hampir sama dengan  sekolah negeri.
Setelah aku mengambil makan siang ku dikantor diklat, aku melihat ayu bersama temannya yaitu eka, mereka juga sedang mengambil makan siang disana.
aku mengikutinya dari belakang ya sebenarnya mereka tahu tapi tetap saja mereka pura-pura tak melihat ku. Mereka pun selalu saja menghindar dari ku entah kenapa? Itu yang selalu aku pikirkan. Aku pun tak punya salah dengannya, aku baru mengenalnya saat ditempat pkl ini.apa karena wajah ku yang tak setampan teman 1 sekolahnya itu, yang juga 1 kantor dengan kita.
Aku memang menyukai ayu, tapi aku rasa aku tak pantas untuknya, dia sangat istimewah dan aku hanya pria pas2an.
walaupun aku tak pantas untuknya, aku tetap mencuri perhatian. Tapi dia gak ada merespon sama sekali, justru dia slalu menghindar.
pernah berapa sekali aku menyapanya, tapi dia hanya diam saja. Aku sangat malu kepada teman-teman ku. Sungguh malang nasib ku.
Setelah aku ingin mengambil kotak makan ku, ayu dan eka berdiri didepanku. aku sengaja berlama-lama didekat ayu, ya cari2 perhatian gitu hehehe. Tapi tetap saja dia tak merespon sama sekali. Ohh men dia langsung pergi begitu saja setelah mendapatkan kotak makan nya. Aku hanya bisa melihat nya berdiri dengan wajah kecewa :’(. Batin ku berkata “yu, andai saja kamu mengerti perasaan ku”.
Keesokan harinya aku dan teman-teman 1 kantor dirolling ke beberapa ruangan. Yakni ruang fax, ruang admin, ruang jaringan, ruang teknisi. Alhamdulillah aku mendapatkan ruang teknisi dan 1 ruangan bersama ayu. Ohh betapa senangnya hatiku saat ini. Tapi kesenangan ini justru membuat ku kecewa yang sangat mendalam. Ayu justru slalu menghindar terus dariku, dan slalu menjauh. Hmm aku sadar aku tak sempurnah.
sudah 1 minggu kami berada 1 ruangan. Tapi slalu saja seperti ini, tak ada kata-kata 1 pun yang dia ucapkan padaku, walaupun aku slalu memberi dia ucapan.
***
Pagi ini aku duduk didekat ayu dan eka, yang awalnya tempat duduk kami sangat jauh. Aku sengaja melihat nya sedang bermain laptop. Aku bertanya kepada ayu, “lagi nagapin yu?”. Dia hanya diam saja, tanpa menoleh pula. Hanya eka yang melihat ku 1 detik lalu kembali mengerjakan sesuatu. Aku trus mencoba usaha ku.
“yu, kamu bisa merakit gak?” Tanya ku lagi. Ayu hanya menggelengkan kepalanya. Hati ku sangat senang walau itu cuman gelengan kepalanya.
Kemudian ayu berdiri dari duduknya. “dik, bisa ikut aku sebentar gak!!”  ajaknya judes,  lalu dia berjalan. Aku sangat senang tanpa menjawabnya dan aku ikut ajakan itu. “kita mau kemana yu?” Tanya ku yang berjalan dibelakangnya tanpa eka yang heran melihat temannya itu.
hmm ? ayu mengajakku kebelakang kantor. Ada apa ya? Mungkin ingin mengajak ku berbicara. Senangnya hati ini dalam batinku.
Setelah sampai, ayu membalik badanya tepat didepan ku sambil berkacak pinggang.
“dik!! Kamu kenapa sih? Kamu gak bosan”nya mengganggu hari” ku? Bisa gak kamu gak usah cari” perhatianku?!!” kata ayu memarahi ku. Aku sangat kaget dan berkata “ maksudmu apa yu? Aku hanya ingin mnjadi teman mu! Apa itu salah?” kataku sedih dan kecewa. “sudahlah! Bullshit tau gak! Lebih baik kamu jauh2 dari hidupku dan jangan pernah datang, apa lagi sok perhatian didepanku! What the hell with you!!” katanya dan langsung pergi.
aku sangat sedih dan hanya berdiam diri, mataku mulai berkaca-kaca tetapi aku tak menangis. Aku sadar, aku tak pantas untuknya. Batin ku berkata “makasih yu selama ini sudah menjadi penyemangat ku untuk masuk kerja terus :’) “. Lalu aku mencuci wajahku agar tak terlihat sedih.
Wajah ku terlihat segar, aku langsung kembali keruanganku.
aku hanya melewatinya tanpa melihatnya sedetikpun. Akan ku lakukan apa katanya.
1 bulan sudah aku slalu mengabaikannya, aku tak peduli kedatangannya ataupun saat dia menanyakan sesuatu. Aku terus cuek walau hati berkata tak bisa. Hari2 yang kulalui aku bersenang2 bersama teman2 seruangan ku. Aku benar2 tak peduli kepadanya.
Saat hari terakhir pkl, aku dan teman2 ku bersalam2an kepada karyawan tersebut dan berpeluk2an dengan teman2 1 pkl ku. Tapi tidak dengan ayu, aku berpura2 tak melihatnya.
aku pulang dan mengambil sepeda motor ku yang ada diparkiran. Ayu mengejarku dan dia memanggilku “dicky!!!”. Aku menoleh kepadanya yang berjalan menuju ku.
“dicki maafin aku sudah berkata seperti waktu itu. Ternyata aku sadar aku salah, aku sadar bahwa kamu teman terbaikku. Waktu itu kamu selalu memperdulikanku tetapi aku jahat padamu. Aku mohon maafin aku dik. Aku ingin kita berteman. Please!” katanya sambil bermohon.
aku hanya tersenyum dan pergi meninggalkannya dengan sepeda motorku. Aku melihatnya sangat sedih dikaca spionku, aku melihat dia mengusap air matanya. Aku sangat sedih, tiba2 air mataku terjatuh saat di perjalanan. Aku terus mengendarai motor ku hingga sangat jauh dan tak bisa melihatnya lagi. Padahal ini hari terakhir ku bertemu dengannya. Tetap saja dia takkan bisa ku lupakan walau dulu sempat sangat kecewa.  Dia orang pertama yang aku suka saat disebuah lokasi.
“SELAMAT TINGGAL YU, AKU SELALU MERINDUKANMU. SEMOGA KAU MEMBACA CERPEN BUATAN KU INI”
DICKY J